Laman

Sabtu, 26 Maret 2011

Pesawat Tempur Tercanggih di Dunia


F-22 Raptor adalah pesawat tempur siluman buatan Amerika Serikat. Pesawat ini awalnya direncanakan untuk dijadikan pesawat tempur superioritas udara untuk digunakan menghadapi pesawat tempur Uni Soviet, tetapi pesawat ini juga dilengkapi peralatan untuk serangan darat, peperangan elektronik, dan sinyal intelijen. Pesawat ini melalui masa pengembangan yang panjang, versi prototipnya diberi nama YF-22, tiga tahun sebelum secara resmi dipakai diberi nama F/A-22, dan akhirnya diberi nama F-22A ketika resmi mulai dipakai pada Desember 2005. Lockheed Martin Aeronautics adalah kontraktor utama yang bertanggungjawab memproduksi sebagian besar badan pesawat, persenjataan, dan perakitan F-22. Kemudian mitranya, Boeing Integrated Defense Systems memproduksi sayap, peralatan avionik, dan pelatihan pilot dan perawatan.

F-22 Raptor, pesawat tempur tercanggihdan paling mematikan di dunia.

Tidak ada satupun pesawat di Bumi yang bisa mengalahkannya.
Inilah F-22 Raptor, pesawat tempur futuristik dari generasi ke 5.
Apa keunggulan definitif pesawat tempur generasi ke-5 ini dibanding generasi ke-4 (F-14 s/d F-18)?
Inilah keunggulan utamanya :

1. Stealth
Pesawat tempur tercanggih ini tidak akan terlihat radar musuh. Kalau pesawat anda tidak bisa dilihat, maka anda akan nyaris mustahil ditembak, dijatuhkan, dan dikalahkan. Teknologi masa depan ini terutama dihasilkan berdasarkan rekayasa struktur bentuk pesawat dan material yang menyerap gelombang radar, RAM, Radar Absorbent Material.


2. Mini AWACS, "First-look, first-shot, first-kill".
Pesawat F-22 mempunyai radar dengan jangkauan lebih jauh dari pesawat-pesawat lain, bahkan nyaris setara AWACS. Artinya F-22 dapat melihat anda jauh sebelum anda bisa melihat pesawat itu. F-22 juga memiliki sistem Radar LPI super canggih (Low Probability of Intercept Radar), artinya pesawat yang telah terdeteksi radar F-22 tidak akan bisa tahu kalau dia sudah terdeteksi dan radar warning-nya tidak akan menyala.


3. Manuverabilitas Super.
F-22 memiliki teknologi Thrust Vectoring di ekornya, artinya pengeluaran energi mesinnya dapat diarahkan secara mekanis dengan lebih fleksibel. Ini membuat kemampuan manuvernya lebih tinggi.

4.Sejarahnya
Program ATF (Advanced Technology Fighter) yang melahirkan F-22 Raptor dimulai pada bulan September 1983. Saat itu kontrak pengembangan desain jet tempur siluman ini diberikan kepada 7 perusahaan. Pada oktober 1986, kontrak pengembangan diberikan kepada dua konsorsium, salah satunya terdiri dari perusahaan Lockheed (kontraktor utama), Boeing, dan General Dynamics. Sementara konsorsium yang lain terdiri dari perusahaan Northrop (kontraktor utama) dan McDonnel Douglas.

Desain pesawat yang dibuat oleh Northrop dan McDonnel Douglas, sebuah jet tempur siluman yang diberi nama YF-23A, banyak kalangan menjulukinya Black Widow II. Black Widow II diterbangkan pertama kali pada 27 Agustus 1990. Kemudian menyusul desain pesawat hasil rancangan Lockheed, Boeing, dan General Dynamics yang diberi nama YF-22A dengan julukan yang terkenal Lightning II dan diterbangkan perdana pada tanggal 29 September 1990. Dan pada bulan April 1991, desain jet tempur YF-22A yang terpilih untuk dikembangkan lebih lanjut.

Setelah terjadi pemangkasan anggaran untuk proyek ini, membuat jet tempur F-22A buatan Lockheed dan Boeing (General Dynamics telah menjual divisi tempurnya kepada Lockheed sejak Desember 1992) menjadi lambat diproduksi. Hingga akhirnya dapat dioperasikan perdana pada tahun 2005. Rencana awal akan diproduksi hingga 648 unit F-22, tapi berkenaan dengan pemotongan anggaran yang sudah terjadi, jet tempur siluman ini hanya diproduksi sebanyak 339 unit.

Ada laporan yang berbeda mengenai pemberian nama resmi untuk jet tempur F-22A. Untuk sementara pihak Pentagon menyebutnya dengan nama "Superstar". Tapi beberapa kalangan di media bahkan sudah memberinya nama "Rapier". Sementara itu, Chris Ridlon mewakili USAF (Angkatan Udara AS) lebih memilih nama yang disebutkan oleh pabrikan Lockheed, Lightning II. Dan akhirnya kita semua tahu bahwa jet tempur siluman super canggih ini bernama Raptor…

Pergerakan
Mesin turbofan ganda Pratt & Whitney F119-PW-100 F-22 memiliki kemampuan pengarah daya dorong. Pengarah ini bisa mengatur perputaran axis pitch sampai sekitar 20°. Daya dorong maksimum mesin ini masih dirahasiakan, namun diperkirakan sekitar 35.000 lbf (156 kN) per turbofan. Kecepatan maksimum pesawat ini diperkirakan sekitar Mach 1,2 ketika dalam supercruise tanpa senjata eksternal. Dengan afterburner, menurut Lockheed Martin, kecepatannya "lebih dari Mach 2,0" (2.120 km/jam).

F-22 juga bisa bermanuver dengan sangat baik pada kecepatan supersonik maupun subsonik. Penggunaan pengarah daya dorong membuatnya bisa berbelok secara tajam, dan melakukan manuver ekstrim seperti Manuver Herbst, Kobra Pugachev, dan Kulbit. F-22 juga bisa mempertahankan sudut menyerang konstan yang lebih besar dari 60°. Ketinggian terbang juga mempengaruhi serangan. Dalam latihan militer di Alaska pada Juni 2006, para pilot F-22 menyebut bahwa kemampuan terbang pada ketinggian yang lebih tinggi dari pesawat lain merupakan salah satu faktor penentu kemenangan mutlak F-22 pada latihan tersebut.

5.Persenjataan
F-22 dirancang untuk membawa peluru kendali udara ke udara yang tersimpan secara internal di dalam badan pesawat agar tidak mengganggu kemampuan silumannya. Peluncuran rudal ini didahului oleh membukanya katup persenjataan lalu rudal didorong kebawah oleh sistem hidrolik. Pesawat ini juga bisa membawa bom, misalnya Joint Direct Attack Munition (JDAM) dan Small-Diameter Bomb (SDB) yang lebih baru. Selain penyimpanan internal, pesawat ini juga dapat membawa persenjataan pada empat titik eksternal, tetapi apabila ini dipakai akan sangat mengurangi kemampuan siluman, kecepatan, dan kelincahannya. Untuk senjata cadangan, F-22 membawa meriam otomatis M61A2 Vulcan 20 mm yang tersimpan di bagian kanan pesawat, meriam ini membawa 480 butir peluru, dan akan habis bila ditembakkan secara terus-menerus selama sekitar lima detik. Meskipun begitu, F-22 dapat menggunakan meriam ini ketika bertarung tanpa terdeteksi, yang akan dibutuhkan ketika rudal sudah habis.

6.Produksi
F-22 versi produksi pertama kali dikirim ke Pangkalan Udara Nellis, Nevada, pada tanggal 14 Januari 2003. Pengetesan dan evaluasi terakhir dilakukan pada 27 Oktober 2004. Pada akhir 2004, sudah ada 51 Raptor yang terkirim, dengan 22 lagi dipesan pada anggaran fiskal 2004. Kehancuran versi produksi pertama kali terjadi pada 20 Desember 2004 pada saat lepas landas, sang pilot selamat setelah eject beberapa saat sebelum jatuh. Investigasi kejatuhan ini menyimpulkan bahwa interupsi tenaga saat mematikan mesin sebelum lepas landas menyebabkan kerusakan pada sistem kontrol.

7.Pembelian
Awalnya Angkatan Udara Amerika Serikat berencana memesan 750 ATF, dengan produksi dimulai pada tahun 1994. Pada tahun 1990 Major Aircraft Review mengubah rencana menjadi 648 pesawat udara yang dimulai pada tahun 1996. Tujuan akhirnya berubah lagi pada tahun 1994, menjadi 442 pesawat memasuki masa pakai pada tahun 2003 or 2004. Laporan Kementrian Pertahan pada tahun 1997 mengubah pembelian menjadi 339. Pada tahun 2003, Angkatan Udara mengatakan bahwa pembatasan pembiayaan kongresional yang ada sekarang membatasi pembelian menjadi 277. Pada tahun 2006, Pentagon mengatakan akan membeli 183 pesawat, yang akan menghemat $15 miliar tapi akan menaikkan pembiayaan per pesawat. Rencana ini telah mendapat persetujuan de facto dari Kongres dalam bentuk rencana pembelian beberapa tahun, yang masih membuka peluang untuk pemesanan baru melewati titik tersebut. Lockheed Martin telah mengatakan bahwa pada FY(Fiscal Year/Tahun Fiskal) 2009 mereka sudah harus tahu apakah lebih banyak pesawat akan dibeli, untuk pemesanan barang-barang long-lead.

Pada April 2006, biaya F-22A ditaksir oleh Government Accountability Office menjadi $361 juta per pesawat. Biaya ini mencerminkan total biaya program F-22A total program cost, dibagi jumlah jet yang akan dibeli oleh Angkatan Udara. Sejauh ini, Angkatan Udara telah menginvestasikan sebanyak $28 miliar dalam riset, pengembangan, dan percobaan Raptor. Uang itu, yang disebut sebagai "sunk cost," telah dibelanjakan dan terpisah dari uang yang digunakan untuk pengambilan keputusan di masa depan, termasuk pembelian kopi dari jet tersebut.

Saat semua 183 jet telah dibeli, $34 miliar akan dibelanjakan untuk pembelian pesawat udara ini sebenarnya. Ini akan menghasilkan biaya sekitar $339 juta per pesawat udara berdasarkan biaya total program. Kenaikan biaya dari satu tambahan F-22 adalah sekitar $120 juta. Jika Angkatan Udara akan membeli 100 buah tambahan F-22 hari ini, tiap pesawat akan berharga lebih rendah dari $117 juta dan akan terus jatuh dengan tambahan pembelian pesawat.

F-22 bukan pesawat paling mahal yang pernah ada; kekhasan itu sepertinya berpulang pada B-2 Spirit yang secara kasar bernilai $2.2 miliar per unit; walaupun kenaikan biaya di bawah 1 miliar US Dollar. Untuk lebih adilnya, pemesanan B-2 berubah dari ratusan menjadi beberapa lusin ketika Perang Dingin berakhir sehingga harga per unitnya melangit. F-22 menggunakan lebih sedikit bahan penyerap radar daripada B-2 atau F-117 Nighthawk, dengan harapan biaya perawatan yang akan menjadi lebih rendah.

Spesifikasi (F-22 Raptor)

Karakteristik umum
Kru: 1
Panjang: 62 kaki 1 in
Lebar sayap: 44 kaki 6 in
Tinggi: 16 kaki 8 in
Luas sayap: 840 kaki²
Airfoil: NACA 64A?05,92 akar, NACA 64A?04,29 ujung
Bobot kosong: 31.670 lb
Bobot terisi: 55.352 lb
Bobot maksimum lepas landas: 80.000 lb
Mesin: 2× Pratt & Whitney F119-PW-100 Turbofan pengarah daya dorong pitch, 35.000 lb masing-masing

Kinerja
Laju maksimum: ≈Mach 2,42 (2.575 km/jam) pada altituda/ketinggian tinggi
Laju jelajah: Mach 1,72[18] (1.825 km/h) pada altituda/ketinggian tinggi
Jarak jangkau ferri: 2.000 mi
Batas tertinggi servis: 65.000 kaki
Laju panjat: rahasia
Beban sayap: 66 lb/kaki²
Dorongan/berat: 1,26
Maximum g-load: −3/+9 g

Persenjataan
Meriam: 1× 20 mm (0,787 in) M61A2 Vulcan gatling gun di pangkal sayap kiri, 480 butir peluru
Udara ke udara:

6× AIM-120 AMRAAM
2× AIM-9 Sidewinder

Udara ke darat:

2× AIM-120 AMRAAM dan
2× AIM-9 Sidewinder dan salah satu:
2× 1.000 lb JDAM atau
2× Wind Corrected Munitions Dispensers (WCMDs) atau
8× 250 lb GBU-39 Small Diameter Bomb

Avionik
Radar: 125-150 mil (200-240 km) terhadap target 1 m² (perkiraan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar